Sebelum orang terjun ke dalam dunia bisnis, pasti nya siapapun itu akan belajar mendalami bisnis, bisa dengan cara magang ke berbagai perusahaan terkait, mengambil pengalaman dari berbagai pebisnis sukses di dunia ini. Salah satu cara berbisnis yang bisa menjadi contoh adalah cara bisnis Abdurrahman bin Auf.
Para pebisnis di seluruh dunia pasti ingin bisnisnya dikenal, disukai dan berguna bagi pelanggan atau pengguna produk bisnisnya. Karena jika sudah mendapatkan kepercayaan para pembeli, maka keuntungan pasar bisa didapatkan, begitu juga keuntungan materi.
Setelah ini mari Kami beri tahu dahulu, mengapa mencontoh cara berbisnis beliau ini menjadi pilihan yang tepat untuk Anda yang ingin berbisnis atau siapapun yang ingin perjalanan bisnisnya menjadi lebih berkah.
Salah satu poinnya adalah, bisa Kita ketahui sendiri melalui sumber sejarah mana saja bahwa Abdurrahman bin Auf ini merupakan saudagar besar, dan menjadi sahabat yang paling kaya pada zaman Nabi Muhammad. Karena beliau ini adalah orang yang sholih, maka pastinya beliau mengambil rahasia cara berbisnis yang halal dan berkah.
Cara Bisnis Abdurrahman bin Auf
Membaca fakta diatas, apa Anda masih ragu untuk mengambil cara bisnis Abdurrahman bin Auf? Pastinya tidak dong. Nah, maka dari itu mari Kita ulas bersama-sama apa saja tips, strategi, dan cara beliau dalam berbisnis yang akhirnya bisa menjadi sebuah usaha yang besar sekaligus berkah.
1. Tidak Mengharapkan Keuntungan yang Berlebihan
Wajar saja jika seseorang yang sedang menjalankan bisnis mengharapkan pada penghasilan yang melimpah, atau sama dengan berharap produk atau jasanya berhasil digunakan banyak orang. Perasaan itu tidak bisa disalahkan, karena tujuan berbisnis memang agar mendapat penghasilan.
Tetapi Anda bisa sedikit menurunkan ekspektasi dari proses berbisnis Anda. Anda hanya cukup mengharapkan keuntungan kecil tetapi menawarkan produk atau jasa dengan volume yang besar.

Abdurrahman bin Auf mengatakan bahwa lebih baik Ia menjual barang semurah mungkin namun banyak yang beli, daripada barang yang sangat mahal namun hanya terjual satu atau dua saja.
2. Keberkahan Menjadi Tujuan Berbisnis
Seperti yang sudah dikatakan di atas, bahwa Anda bisa mengganti harapan mendapat keuntungan yang banyak menjadi upaya mendapatkan keberkahan yang diberi oleh Allah Ta’ala. Rahasia ini sangatlah menarik untuk dicoba bagi kamu pebisnis.
Karena memang yang diperlukan di setiap aspek kegiatan bukan hasil atau feedbacknya, tapi keberkahannya, tidak ketinggalan pula kegiatan berbisnis. Dari situlah hal lainnya seperti hasil berupa materi dan lain lain mengikuti. Semua sudah diatur oleh Allah.
Sebagai bagian dari rasa syukur atas keberkahan yang Allah limpahkan, menunaikan zakat penghasilan juga penting untuk dilakukan. Selain itu, zakat juga terbukti menjadi salah satu mekanisme sosial yang efektif menunjang daya beli masyarakat yang nantinya juga berpengaruh positif pada perputaran uang dan komoditas di pasar.
3. Menawarkan Produk atau Jasa Berkualitas
Poin ini sebenarnya adalah poin pertama yang harus diaplikasikan dalam berbisnis. Jika Anda feedback yang diberikan pelanggan berupa feedback yang baik, maka jual dan tawarkanlah produk atau jasa yang baik pula kepada orang-orang. Tak hanya baik, namun juga berkualitas, unik dan layak.
Ini juga salah satu jalan untuk menjadikan bisnis Anda menjadi berkah. Bayangkan saja jika Anda menjual produk yang tidak layak kepada penjual, atau memberikan jasa yang tidak baik, lalu pembeli atau pengguna jasa tidak ikhlas dan marah karena merasa dibohongi. Inilah yang dimaksud tidak berkah.

Abdurrahman bin Auf tak lupa memberi tahu kepada pembeli terkait kelebihan dan kekurangan yang terdapat di produk yang Ia jual, hal ini termasuk dalam kejujuran, yang dari kejujuran itu bisa melahirkan keberkahan di dalamnya.
4. Integritas
Tercatat dalam sejarah bahwa Abdurrahman bin Auf -pada saat beliau masih belum memulai bisnisnya- kembali dari Madinah, beliau tidak membawa uang sepeser pun, tetapi karena ia punya minat dan bakat yang tinggi di dunia perbisnisan, beliau pun akhirnya menemukan cara yaitu bekerja sama dengan seorang pengrajin alat pertanian di Madinah.
Dalam kerja samanya dengan pengrajin itu Abdurrahman izin mengambil barangnya hari itu, dan berjanji untuk membayarnya di keesokan hari. Sistem kerjanya berupa sistem bagi hasil. Abdurrahman bin Auf berproses dengan cara itu secara rutin, lalu akhirnya Ia dapat membangun kios dalam waktu satu bulan. Wow impressive!
Tidak hanya menjual barang yang Ia minati, namun Abdurrahman bin Auf pun belajar memahami kebutuhan konsumen di pasar. Apa yang lagi banyak diminati dan digandrungi di kalangan masyarakat setempat.
5. Tunai
Cara bisnis Abdurrahman bin Auf yang selanjutnya adalah mengutamakan pembayaran secara tunai bukan kredit atau biasa yang disebut cicil. Abdurrahman bin Auf mengambil keputusan ini karena beliau berpikir akan jauh lebih bagus jika perputaran uangnya cepat.
Abdurrahman bin Auf menolak untuk menyetujui para pelanggannya untuk kredit, karena hal itu juga bertujuan untuk melancarkan kegiatan-kegiatan atau rencana berbisnis di masa depan.

Sekian dari 5 poin penting bagaimana cara bisnis Abdurrahman bin Auf. Hal-hal yang sudah Kita bahas diatas merupakan strategi dan tips rahasia yang tidak dibuat-buat kebenarannya. Intinya adalah kejujuran dan keberkahan menjadi pegangan dalam perjalanan bisnis seorang sahabat Nabi yang satu ini.
Ia hanya mengharap ridho dari Penciptanya dalam beraktivitas, dan akhirnya Allah pun memberikan balasan yang berlipat-lipat ganda. Seperti cerita saat Ia baru saja kembali dari Madinah dalam kondisi tidak punya uang sepeser pun, hingga dalam waktu singkat, Ia pun akhirnya berhasil memiliki banyak kios dan lapak di Madinah.
Selain Abdurrahman bin Auf, Anda juga bisa belajar dari pengalaman berbisnis Jack Ma, seorang pemilik Alibaba Group, perusahaan e-commerse terbesar di Tiongkok. Selamat belajar berbisnis. Semoga artikel ini membantu Anda!