Dalam sebuah perusahaan, karyawan dengan berbagai latar belakang adalah sebuah fakta yang perlu dipahami dengan bijak. Perbedaan tersebut bisa jadi memunculkan berbagai masalah yang tak jarang mengganggu operasional perusahaan. Inilah alasan kenapa manajemen konflik perusahaan menjadi hal yang penting untuk, tidak hanya dibahas, tetapi juga diaplikasikan.
Konflik yang terjadi dalam perusahaan dan tak langsung ditanggulangi bisa memunculkan kondisi kerja yang kurang kondusif. Akibatnya, produktivitas karyawan pun akan menurun dan target yang telah dicanangkan perusahaan sejak jauh hari pun bisa jadi tidak akan tercapai.
Lantas, apa yang sebenarnya dimaksud dengan strategi manajemen konflik perusahaan dan apa strategi yang tepat untuk dijalankan?
Sekilas Tentang Manajemen Konflik Perusahaan
Sebagaimana disinggung sebelumnya, konflik menjadi hal yang bisa jadi tidak terpisahkan dalam jalannya operasional perusahaan. Terlebih, ada fakta bahwa banyak perbedaan latar belakang yang ada pada karyawan maupun jajaran manajemen perusahaan sendiri. Oleh karenanya, adanya suatu manajemen konflik yang tepat sangat diperlukan agar kondisi perusahaan senantiasa stabil.
Manajemen konflik sendiri adalah sebuah proses yang diterapkan oleh divisi HR guna melakukan identifikasi, mengatasi, menyelesaikan serta mencegah konflik yang terjadi. Dengan manajemen yang dijalankan, suasana harmoni akan terbangun. Kerjasama antar karyawan tetap berjalan sebagaimana mestinya sehingga dampak negatif konflik bisa diurai.
Manajemen Konflik Perusahaan, Apa Pentingnya?
Dengan dampak konflik yang bisa menghambat perkembangan perusahaan, maka manajemen konflik tidak bisa dianggap sebelah mata. Layaknya manajemen konflik dalam organisasi, manajemen konflik dalam perusahaan akan memastikan bahwa tujuan perusahaan tetap tercapai meskipun terdapat jalan terjal untuk melaluinya.
Dilihat dari segi manfaat, ada beberapa manfaat adanya manajemen konflik yang secara tidak langsung menjadi indikasi pentingnya sistem ini. Beberapa diantaranya adalah:
1. Mempertahankan Pola Kerjasama dan Suasana Kerja yang Kondusif
Salah satu alasan pentingnya manajemen konflik dalam sebuah perusahaan adalah untuk mempertahankan pola kerjasama antar karyawan. Perlu diketahui bahwa konflik yang terjadi bisa jadi membuat hubungan antar karyawan merenggang. Nantinya, hal ini berdampak pada pola komunikasi dan kerjasama yang terganggu.
Di samping itu, konflik yang tak kunjung selesai akan membuat suasana kerja menjadi kurang kondusif. Karyawan yang bertikai mungkin enggan bertegur sapa. Kondisi yang semacam ini membuat ruang kerja terasa tidak nyaman dan bisa jadi karyawan pun akan saling curiga dan mudah tersinggung karena hal yang sepele. Penting kiranya memahami manajemen karyawan di sini.
2. Produktivitas yang Meningkat
Tugas utama HR salah satunya adalah meningkatkan produktivitas karyawan. Umumnya, HR akan melakukan semacam pelatihan dan pengembangan diri untuk memberikan insight bisnis baru bagi karyawan. Harapannya, dengan pengetahuan baru yang muncul, semangat dan komitmen kerja karyawan pun akan meningkat.
Selain itu, perlu diketahui bahwa manajemen konflik yang tepat juga efektif untuk meningkatkan produktivitas kerja. Pasalnya, konflik yang langsung diselesaikan dengan baik akan membuat fokus tim pada tugas tidak terganggu dan goals yang dicanangkan perusahaan pun nantinya bisa tercapai.
3. Mempertahankan Kondisi Karyawan
Bertikai antar karyawan karena kesalahpahaman adalah salah satu contoh konflik dalam perusahaan yang paling umum. Kondisi ini secara tidak langsung bisa mempengaruhi psikis karyawan. Ya, karyawan yang terlibat konflik bisa jadi akan merasa bahwa dirinya dikucilkan dari kelompok, merasa cemas karena kesalahan yang ia lakukan atau bahkan depresi karena bullying yang ia terima.
Manajemen konflik menjadi sebuah sistem yang efektif untuk mempertahankan kondisi karyawan. Mereka yang memiliki konflik bisa didamaikan dengan segera dan permasalahan yang ada bisa terselesaikan dengan baik. Dampaknya, lingkungan kerja di perusahaan pun akan senantiasa kondusif dan positif.
Selain beberapa poin di atas, manajemen konflik yang diaplikasikan juga berdampak baik pada reputasi perusahaan. Perlu dipahami dengan seksama bahwa konflik terbuka serta tidak teratasi bisa merusak citra perusahaan di mata publik.
Strategi Manajemen Konflik Perusahaan yang Bisa Diterapkan
Selanjutnya, apa saja strategi manajemen konflik yang bisa diterapkan kepada karyawan? Tidak bisa dipungkiri, manajemen konflik tidak dapat berdiri sendiri tanpa adanya manajemen lainnya sebagai tindakan pencegahan konflik, seperti manajemen absensi atau manajemen karyawan.
Terkait sistem manajemen konflik, HR sebenarnya bisa menerapkan strategi yang berbeda sesuai kondisi riil di lapangan. Namun, ada beberapa strategi yang bisa dijadikan pertimbangan dan acuan awal untuk merumuskan kebijakan.
Beberapa strategi manajemen konflik perusahaan yang dimaksud diantaranya adalah:
1. Accommodating
Accommodating atau akomodatif merupakan strategi manajemen konflik yang umum diaplikasikan dalam perusahaan. Ciri strategi ini adalah berusaha menampung semua masukan dari setiap pihak yang terlibat dalam konflik.
Memang, ada kesan ketidaktegasan dalam strategi ini. Namun, dengan strategi manajemen konflik yang akomodatif, suasana damai bisa dicapai. Selain itu, nantinya, solusi yang diambil dari permasalahan pun merupakan solusi kooperatif yang berasal dari pihak yang bertikai.
2. Avoiding
Opsi strategi manajemen konflik dalam perusahaan lainnya adalah avoiding atau menghindari. Dalam praktiknya, strategi ini dijalankan dengan mengabaikan konflik yang terjadi dan tidak menganggapnya sebagai hal yang penting dalam kurun waktu tertentu. Harapannya, konflik yang ada nantinya akan selesai sendiri seiring berjalannya waktu.
Selain itu, jika ada beberapa pihak yang berkonflik, maka HR bisa memindahkannya ke departemen atau proyek lain untuk menghindari konflik. Opsi strategi ini memang cenderung tidak tegas, namun cukup efektif terutama untuk mengatasi konflik yang sebenarnya sepele.
3. Collaborating
Collaborating juga bisa menjadi contoh manajemen konflik dalam perusahaan yang cukup efektif. Bahkan, konon, strategi kolaborasi ini menempati urutan pertama sebagai strategi mengatasi konflik perusahaan yang banyak dipakai.
Strategi kolaborasi dilakukan dengan mengumpulkan semua pihak yang berkonflik. Nantinya, HR bisa memimpin sebuah pertemuan untuk mendengarkan pendapat dari pihak-pihak tersebut dan mencari win-win solution agar konflik bisa diselesaikan.
Selain beberapa strategi tersebut, tentu masih ada strategi lain yang bisa diaplikasikan untuk mengatasi konflik dalam perusahaan. Hanya saja, diperlukan HR yang mumpuni dan memiliki kecakapan agar pemilihan strategi mengatasi konflik cenderung tepat. Dengan demikian, suasana kerja di perusahaan pun akan senantiasa kondusif.