Setiap orang pasti setiap harinya memutuskan suatu keputusan yang menjadikannya ia berbuat sesuai dengan keputusan yang ia ambil. Ketika ia memutuskan untuk makan diluar dan tidak memasak, maka tentu ia akan keluar menuju rumah makan atau resto terdekat untuk mengisi perut mereka yang lapar. Secara kasar seperti itulah pengertian perilaku konsumen yang akan kita bahas di artikel ini.
Keputusan tersebut, betapapun kecilnya akan membuat tim marketing atau pakar marketing untuk selalu berusaha keras menemukan pola yang bisa dibaca. Harapannya, dengan mengetahui perilaku konsumen, maka tim marketing akan mengetahui langkah apa yang selanjutnya diambil guna “menghadang” dan meninjaklanjuti perilaku konsumen yang terbaca. Apakah perilaku konsumen bisa dibaca atau diketahui?
Pengertian Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen adalah studi tentang konsumen dan proses yang mereka lalui untuk memutuskan memilih, menggunakan (mengkonsumsi) suatu produk, dan meninggalkan suatu produk dan layanan, termasuk tanggapan emosional dan mental.
Perilaku konsumen adalah suatu studi yang unik dan rumit karena menggabungkan ide-ide dari beberapa disiplin ilmu termasuk psikologi, biologi, kimia, dan ekonomi. Dalam panduan ini, anda akan melihat berbagai aspek perilaku konsumen dan jenis segmentasi perilaku konsumen.
Konsumen yang akan anda temui akan sangat kompleks dalam kebutuhan dan keinginannya, tetapi jika anda mengelompokkan mereka sesuai dengan apa yang mereka inginkan dan memahami perilaku mereka, maka anda akan tahu bagaimana memperlakukan konsumen dan bagaimana meningkatkan jumlah konsumen yang akan setia pada produk anda.
Mengapa Perilaku Konsumen Penting
Mempelajari perilaku konsumen tentu sangat penting karena dengan cara ini tim marketing dapat memahami apa yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Dengan memahami bagaimana tipe konsumen memutuskan untuk membeli suatu produk, mereka dapat mengisi celah di pasar dan mengidentifikasi produk yang dibutuhkan dan produk yang sudah tidak perlu di sediakan.
Mempelajari perilaku konsumen juga membantu tim marketing memutuskan bagaimana menyajikan produk mereka dengan cara yang menghasilkan dampak maksimal pada konsumen. Memahami perilaku pembelian konsumen adalah rahasia utama untuk menjangkau calon konsumen anda, dan mengubah mereka menjadi konsumen dengan mempercayakan pada produk anda.
Dalam memperlajari perilaku konsumen, maka harus mengungkapkan :
- Apa yang dipikirkan konsumen dan bagaimana dengan berbagai alternatifnya (merek, produk, dll.)
- Apa yang mempengaruhi konsumen untuk memilih satu produk di antara berbagai pilihan
- Bagaimana perilaku konsumen saat meneliti dan berbelanja produk
- Bagaimana lingkungan konsumen (teman, keluarga, media, dll.) yang sekiranya mempengaruhi perilaku mereka
Perilaku konsumen seringkali dipengaruhi oleh berbagai faktor. Anda sebagai marketing harus mempelajari pola pembelian konsumen dan mencari tahu tren pembeli. Dalam kebanyakan kasus, perilaku konsumen kadang dipengaruhi dengan hal-hal yang dapat mereka kendalikan.
Lantas apa saja faktor yang mempengaruhi konsumen untuk mengatakan ya? Ada tiga kategori faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen:
- Faktor pribadi. Faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen ini seperti minat dan pendapat individu namun dapat dipengaruhi oleh demografi (usia, jenis kelamin, budaya, dll.)
- Faktor psikologis. Perilaku konsumen dipengaruhi oleh faktor psikologis, yakni respons konsumen terhadap pesan marketing namun faktor ini juga akan bergantung pada persepsi dan sikap mereka
- Faktor sosial. Lingkaran keluarga, teman, tingkat pendidikan, media sosial, dan juga pendapatan, semuanya mempengaruhi perilaku konsumen
Jenis Perilaku Konsumen
Ada empat jenis utama perilaku konsumen:
1. Perilaku Membeli yang Kompleks
Jenis perilaku ini ditemui ketika konsumen membeli produk yang mahal dan jarang dibeli. Mereka sangat terlibat dalam proses pembelian dan penelitian konsumen sebelum memutuskan untuk melakukan pembelian. Contohnya adalah ketika membeli rumah atau mobil sebelum memutuskan untuk membeli rumah atau mobil, mereka akan mempertimbangkan dengan matang sehingga benar-benar mantap ketika memilih satu merk.
2. Perilaku Membeli yang Mengurangi Disonansi
Konsumen sangat terlibat dalam proses pembelian tetapi kesulitan menentukan perbedaan antar merek. “Disonansi” dapat terjadi ketika konsumen khawatir akan menyesali pilihan mereka. Hal ini terjadi ketika anda akan memilih satu produk berdasarkan harga dan kenyamanan, tetapi setelah pembelian anda akan mencari referensi tentang produk tersebut dan berharap membeli produk yang tepat.
3. Kebiasaan Membeli
Pembelian kebiasaan dicirikan dengan sedikit keterlibatan konsumen untuk mempertimbangkan dalam kategori produk atau merek. Dalam berbelanja bahan makanan: anda pergi ke toko dan membeli jenis roti pilihan anda. Anda menunjukkan pola kebiasaan, bukan loyalitas merek yang kuat.
4. Perilaku Mencari Keragaman
Dalam situasi ini, konsumen membeli produk yang berbeda bukan karena mereka tidak puas dengan produk sebelumnya, tetapi karena mereka mencari variasi. Seperti saat anda mencoba aroma baru pada saat membeli produk sabun mandi.
Pola Perilaku Konsumen
Pola perilaku membeli tidak identik dengan kebiasaan membeli. Kebiasaan dikembangkan sebagai kecenderungan terhadap suatu tindakan dan menjadi spontan seiring berjalannya waktu, sementara pola menunjukkan sesuatu yang dapat diprediksi sebelumnya. Pola perilaku konsumen dapat dikelompokkan menjadi:
1. Berdasarkan Tempat Pembelian
Sebagian besar konsumen akan membagi pembelian mereka di beberapa toko meskipun semua item tersedia di toko yang sama. Ketika konsumen memiliki kemampuan dan akses untuk membeli produk yang sama di toko yang berbeda, mereka sebenarya tidak setia secara permanen ke toko mana pun, kecuali itu satu-satunya toko yang bisa mereka akses. Mempelajari perilaku konsumen dalam hal pilihan tempat akan membantu pemasar mengidentifikasi lokasi toko.
2. Berdasarkan Barang yang Dibeli
Hal yang perlu diperhatikan adalah item produk yang dibeli dan berapa banyak setiap item yang dibeli. Barang-barang kebutuhan dapat dibeli dalam jumlah besar, sedangkan barang-barang mewah atau barang mahal cenderung lebih jarang dibeli dan dalam jumlah kecil.
Jumlah setiap item yang dibeli dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti ketahanan produk, daya beli pembeli, unit penjualan, harga, jumlah konsumen yang akan menerima item tersebut, dll. Menganalisis isi keranjang belanja dapat memberikan banyak wawasan tentang konsumen bagi tim marketing.
3. Berdasarkan Waktu dan Frekuensi Pembelian
Konsumen akan berbelanja sesuai dengan kebutuhannya dan akan mengharapkan layanan terbaik di setiap waktu. Apalagi sekarang di era berkambangnya marketplace dimana marketplace terbaik akan memberikan kemudahan dalam pelayanannya. Artinya tko harus tetap mlayani dengan prima di jam kapanpun.
Toko bertanggung jawab untuk memenuhi permintaan ini dengan mengidentifikasi pola pembelian dan menyesuaikan layanannya sesuai dengan waktu dan frekuensi pembelian. Satu hal yang perlu diingat adalah pembelian musiman dan perbedaan pola pembelian di tempat yang berbeda juga harus diperhitungkan.
4. Berdasarkan Metode Pembelian
Konsumen dapat masuk ke toko dan membeli barang saat itu juga, atau memesan secara online dan membayar secara online melalui kartu kredit atau saat pengiriman. Metode pembelian juga dapat mendorong lebih banyak pengeluaran dari konsumen (untuk belanja online, mungkin juga dikenakan biaya pengiriman). Cara atau metode pembelian suatu barang juga menunjukkan banyak hal tentang jenis konsumen.